Jusuf Kalla Calon Presiden Partai Golkar
Kemarin, 23 April 2009, hampir seluruh perhatian dunia politik tertuju ke Hotel Borobudur Jakarta. Seluruh entitas politik tanah air menunggu hasil akhir Rapat Pimpinan Nasional Khusus (Rapimnassus) Partai Golkar. Rampimnassus ini memang menjadi tahap penting bagi perkembangan politik tanah air karena dari sini akan ditentukan kemudian pola koalisi partai-partai. Partai Golkar sebagai salah satu incumbent di pemerintahan sekarang sebenarnya masih diharapkan oleh banyak pihak untuk berduet dengan Partai Demokrat, namun negosiasi antara Partai Demokrat dan Golkar berjalan alot yang akhirnya membuat keduanya pecah kongsi maka Partai Golkar memutuskan untuk mengusung sendiri Capres. Nah pada Rampimnassus kemarin, Partai Golkar telah bulat untuk mengajukan Jusuf Kalla sebagai Calon Presiden.
Selain ditetapkan sebagai capres Golkar, JK juga mendapat mandat penuh untuk melakukan komunikasi politik dengan partai lain. Golkar memang harus berkoalisi dengan partai lain untuk mencukupkan syarat pengajuan capres 25 persen kursi di parlemen atau 20 persen suara.
Poin lain dari keputusan Rapimnasus kemarin adalah memberikan kepercayaan kepada JK selaku ketua umum Golkar untuk membentuk dan mempersiapkan tim pemenangan pilpres Partai Golkar. Hasilnya, harus dilaporkan JK dalam rapat pimpinan harian DPP yang juga akan dihadiri Ketua DPD I. Rapat ini paling lambat akan digelar satu pekan mendatang.
Mendapat mandat capres, diakui JK bukan pekerjaan mudah. Meski begitu, JK yang masih menjabat Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Oktober mendatang, berharap semuanya bisa berjalan baik. Syaratnya, Golkar tetap menjaga kebersamaan.
"Kita harus bersama. Ini bukan hal yang mudah bagi saya," terang JK saat jumpa pers di Hotel Borobudur Jakarta. "Jadi, seluruh elemen partai harus buisa mengawal keputusan (Rapimnasus) ini," imbuhnya.
Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, Sri Sultan Hamengkubuwono tidak bisa menyembunyikan rasa syukurnya terkait hasil keputusan Rapimnasus Partai Golkar. Kebulatan sikap mengajukan JK sebagai capres dipandanganya sebagai bukti Golkar sudah kembali pada identitasnya semula.
"Golkar sudah kembali ke identitasnya sebagai partai besar yang tidak perlu takut untuk bertarung. Ini baru Partai Golkar," tegas Sultan usai Rapimnasus Golkar. Sebelumnya, sikap Golkar yang lebih banyak berharap bisa berkoalisi kembali dengan Demokrat untuk melanjutkan pemerintahan SBY-JK, dinilai Sultan tidak mencerminkan Golkar sebagai partai besar, mapan, dan berpengalaman.
Terkait posisi cawapres Golkar yang belum diputuskan siapa orangnya, Sultan mengaku tidak berminat. "Saya tidak akan menjadi cawapres Golkar," tegas Sultan. Menurutnya, posisi cawapres Golkar harus sanggup menjadi nilai tukar bagi Golkar dalam membangun koalisi. Sehingga, paling pas jika posisi tersebut ditawarkan kepada kader partai lain. "Masa dari Golkar semua," katanya lagi.
Selain ditetapkan sebagai capres Golkar, JK juga mendapat mandat penuh untuk melakukan komunikasi politik dengan partai lain. Golkar memang harus berkoalisi dengan partai lain untuk mencukupkan syarat pengajuan capres 25 persen kursi di parlemen atau 20 persen suara.
Poin lain dari keputusan Rapimnasus kemarin adalah memberikan kepercayaan kepada JK selaku ketua umum Golkar untuk membentuk dan mempersiapkan tim pemenangan pilpres Partai Golkar. Hasilnya, harus dilaporkan JK dalam rapat pimpinan harian DPP yang juga akan dihadiri Ketua DPD I. Rapat ini paling lambat akan digelar satu pekan mendatang.
Mendapat mandat capres, diakui JK bukan pekerjaan mudah. Meski begitu, JK yang masih menjabat Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Oktober mendatang, berharap semuanya bisa berjalan baik. Syaratnya, Golkar tetap menjaga kebersamaan.
"Kita harus bersama. Ini bukan hal yang mudah bagi saya," terang JK saat jumpa pers di Hotel Borobudur Jakarta. "Jadi, seluruh elemen partai harus buisa mengawal keputusan (Rapimnasus) ini," imbuhnya.
Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, Sri Sultan Hamengkubuwono tidak bisa menyembunyikan rasa syukurnya terkait hasil keputusan Rapimnasus Partai Golkar. Kebulatan sikap mengajukan JK sebagai capres dipandanganya sebagai bukti Golkar sudah kembali pada identitasnya semula.
"Golkar sudah kembali ke identitasnya sebagai partai besar yang tidak perlu takut untuk bertarung. Ini baru Partai Golkar," tegas Sultan usai Rapimnasus Golkar. Sebelumnya, sikap Golkar yang lebih banyak berharap bisa berkoalisi kembali dengan Demokrat untuk melanjutkan pemerintahan SBY-JK, dinilai Sultan tidak mencerminkan Golkar sebagai partai besar, mapan, dan berpengalaman.
Terkait posisi cawapres Golkar yang belum diputuskan siapa orangnya, Sultan mengaku tidak berminat. "Saya tidak akan menjadi cawapres Golkar," tegas Sultan. Menurutnya, posisi cawapres Golkar harus sanggup menjadi nilai tukar bagi Golkar dalam membangun koalisi. Sehingga, paling pas jika posisi tersebut ditawarkan kepada kader partai lain. "Masa dari Golkar semua," katanya lagi.
Seja o primeiro a comentar
Post a Comment